:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1458931/original/046042800_1483459808-Kram-Perut-Saat-Haid-Bagaimana-Cara-mencegahnya.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Nyeri haid sering dianggap hal yang normal bagi sebagian orang. Tapi buat sebagian besar perempuan merasakannya, rasa sakitnya bisa luar biasa, bahkan sampai bikin muntah atau pingsan.
Nah, yang mengejutkan, ternyata ilmuwan belum benar-benar tahu kenapa nyeri haid bisa sesakit itu.
Mengutip Pop Science, Jumat (23/5/2025), fakta ini diungkap lewat podcast CRAMPED, yang dibawakan oleh seorang perempuan yang sudah mengalami nyeri haid parah sejak usia 14 tahun.
Selama setahun, ia mencari jawaban dari pertanyaan dasar yang selama ini tidak pernah benar-benar terjawab: Apa sebenarnya yang bikin nyeri haid terasa menyiksa?
Secara umum, kita diajarkan bahwa nyeri haid itu terjadi karena rahim berkontraksi untuk meluruhkan dinding rahim.
Tapi, kenapa ada yang hanya merasa sedikit kram, sementara yang lain bisa sampai terguling-guling kesakitan, dan kenapa level nyerinya bisa berbeda jauh?
Ini Alasan Studi Ilmiah Soal Nyeri Haid Masih Sangat Minim
… Selengkapnya
Sayangnya, menurut riset terkini dari GyRL Lab di Evanston, Illinois, semua teori lama soal nyeri haid mungkin aja keliru. Bahkan, studi ilmiah soal ini masih sangat minim.
Alasannya, sistem medis selama ini memang kurang memberikan perhatian serius pada tubuh perempuan.
Lewat pencariannya, sang host podcast menemukan bahwa pertanyaan sederhana seperti “kenapa nyeri haid bisa begitu sakit?” belum punya jawaban pasti.
Dan itu cukup mengejutkan, mengingat sekitar 90 persen orang yang menstruasi pernah mengalami nyeri haid.
Bunga Ternyata Punya ‘Telinga’, Bisa Mendengar Kepakan Sayap Serangga!
… Selengkapnya
Untuk diketahui, sebuah studi terbaru yang dipresentasikan dalam Pertemuan ke-188 Acoustical Society of America dan Kongres Akustik Internasional ke-25, mengungkap fenomena menarik soal tanaman.
Penelitian itu mengungkap bahwa tanaman ternyata memiliki “telinga” yang mampu mendengar atau merespons suara halus kepakan sayap serangga penyerbuk.
Mengutip Pupular Science, Kamis (22/5/2025), temuan ini membuka wawasan baru dalam pemahaman manusia tentang interaksi kompleks antara tanaman dan penyerbuknya.
Para ilmuwan menyoroti betapa krusialnya peran polinator seperti lebah dan ngengat bagi keberlangsungan ekosistem dan produksi pangan. Tanpa aktivitas mereka dalam menyebarkan serbuk sari, banyak tumbuhan dan tanaman penting tidak dapat tumbuh.
Penelitian ini berfokus pada respons bunga snapdragon (genus Antirrhinum) terhadap suara dengungan lebah kecil Rhodanthidium sticticum, yang dikenal sebagai penyerbuk efisien bagi bunga tersebut.
Tim yang terdiri dari ahli entomologi, insinyur suara, dan fisiolog tumbuhan memutar rekaman suara lebah tersebut di dekat bunga snapdragon yang sedang tumbuh, kemudian mengamati reaksinya.
Peneliti Temukan Hasil Mengejutkan
Hasilnya mengejutkan. Suara lebah tampaknya memicu bunga snapdragon untuk meningkatkan volume gula dan nektarnya. Lebih jauh lagi, suara tersebut bahkan mampu mengubah perilaku gen yang mengontrol pergerakan gula dan produksi nektar pada tanaman.
Menurut tim peneliti, respons ini kemungkinan merupakan strategi co-evolution dan kelangsungan hidup. Dengan mendeteksi suara spesifik polinator, snapdragon mungkin dapat mempengaruhi waktu yang dihabiskan serangga pada bunganya.
“Kemampuan untuk membedakan polinator yang mendekat berdasarkan sinyal vibroakustik khas mereka bisa menjadi strategi adaptif bagi tanaman,” ujar Francesca Barbero, seorang profesor zoologi di Universitas Turin, Italia, yang terlibat dalam penelitian ini.
… Selengkapnya
Leave a Reply