:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3617239/original/089374800_1635501781-Meta_Sign_AP_Photo_-_Tony_Avelar.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, Meta, kembali menjadi sorotan usai kedapatan melakukan praktik pelacakan diam-diam terhadap pengguna Android, termasuk pemilik HP Samsung Galaxy, saat jelajah internet di browser.
Temuan ini diungkap oleh tim peneliti keamanan siber internasional menyebut Meta mual memata-matai aktivitas browsing pengguna di peramban sejak September 2024, meskipun praktik ini baru dihentikan usai laporan itu muncuk ke publik.
Yang mengkhawatirkan, aksi pelacakan ini tetap terjadi walaupun pengguna sudah mengaktifkan Incognito Mode atau rutin menghapus cookies setiap kali usai menjelajah di internet.
Ini berarti, segala bentuk perlindungan privasi biasa dilakukan pengguna menjadi tidak ber kembali terjerat masalah. Kali ini, tim peneliti keamanan siber internasional mendapati Facebook memata-matai kegiatan pengguna Android, termasuk HP Samsung Galaxy, saat browsing di internet sejak September 2024.
Meta Langsung Tutup Usai Publik Tahu
Kegiatan memata-matai pengguna saat menjelajah internet di peramban tersebut baru berhenti setelah tim peneliti mengungkap laporannya ke publik.
Metode ini mengabaikan tindakan privasi yang biasanya dilakukan banyak pengguna, seperti mengaktifkan Incognito Mode atau membersihkan cookies.
“Metode ini juga membuka jalan bagi aplikasi jahat lain untuk memata-matai aktivitas penjelajahan web pengguna,” ujar peneliti, seperti dikutip dari Sam Mobile, Jumat (6/6/2025).
Tim peneliti keamanan menyebutkan, selama pengguna masuk ke aplikasi Facebook atau Instagram di HP mereka, semua riwayat penelusuran dapat ditautkan ke akun mereka.
Iklan Muncul Usai Pengguna Browsing di Web
Dengan cara ini, Meta dapat menampilkan iklan sangat tertarget tanpa sepengetahuan pengguna. Raksasa media sosial (medsos) tersebut menggunakan Meta Pixel, tools pelacak yang dipasang di lebih dari 5,8 juta situs web.
Misalnya, jika pengguna mencari sepatu atau baju di salah satu situs, mereka akan melihat iklan produk langsung di Facebook atau Instagram.
Dalam praktiknya, aplikasi Android milik Meta mengaktifkan semacam server lokal di perangkat pengguna memungkinkan mereka menanam skrip di browser.
Dijelaskan, skrip ini terhubung secara diam-diam dengan aplikasi Meta, menyedot metadata, cookie, hingga perintah browsing pengguna.
“Meta tidak pernah memberi tahu hal ini, baik kepada pengguna maupun pemilik situs web dengan program pelacakan seperti itu,” kata Gunes Acar, salah satu peneliti.
Google Langsung Bereaksi Keras
Menanggapi temuan ini, Google menyatakan kemarahan atas pelanggaran terhadap kebijakan privasi mereka. Disebutkan, mereka tengah menyiapkan pembaruan keamanan Chrome guna memblokir praktik semacam ini di kemudian hari.
Raksasa mesin pencari tersebut juga menegaskan, semua pengembang aplikasi, termasuk Meta, wajib mengikuti kebijakan berlaku agar tetap tersedia di Play Store.
Mengejutkannya, Meta baru menghapus sebagian besar kode pelacakan setelah laporan ini dipublikasikan. Tindakan ini memicu kritik tajam karena dianggap tidak transparan dan cenderung meminta maaf ketimbang minta izin.
… Selengkapnya
Leave a Reply