:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,540,20,0)/kly-media-production/medias/5004923/original/082028400_1731562027-photo_2024-11-14_12-18-29.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – CEO NVIDIA Jensen Huang, baru-baru ini memberikan komentarnya soal perkembangan AI di China. Pernyataan ini ia ungkapkan di tengah persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam pengembangan AI.
Berdasarkan laporan Bloomberg seperti dikutip dari PC Gamer, Jumat (2/5/2025), bos NVIDIA itu menyebut kalau China bukanlah negara yang tertinggal dalam pengembangan AI, melainkan kompetitor yang sangat kuat dan berada tepat di belakang AS.
“China tidak tertinggal. China tepat di belakang kita (AS). Kita sangat, sangat dekat,” tuturnya dalam sebuah wawancara terbaru. Untuk itu, ia mengatakan, persaingan ini adalah perlombaan panjang yang membutuhkan strategi yang tepat.
Huang juga menyoroti soal kekuatan riset AI di China. “Ingatlah ini adalah negara dengan kekayaan yang besar, dan mereka memiliki kemampuan teknis yang luar biasa. 50 persen peneliti AI di dunia adalah orang China,” ujarnya menambahkan.
Dalam pernyataan itu, ia juga sempat menyinggung soal Huawei yang kini masuk dalam daftar hitam pemerintahan AS. Sekadar informasi, Huawei sendiri tengah dilaporkan mengembangkan chip AI miliknya sendiri untuk pelanggan di China.
“Mereka luar biasa dalam teknologi komputasi dan jaringan, semua kemampuan penting untuk memajukan AI. Mereka telah membuat kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir,” ucapnya menjelaskan.
Untuk itu, menurut Jensen Huang, kebijakan pemerintahan AS harus mendukung percepatan pengembangan AI, bukan hanya untuk kepentingan AS sendiri, tetapi juga untuk memastikan AS tetap kompetitif dalam panggung global.
CEO Nvidia Jensen Huang Jual Saham Senilai Rp 230 Miliar Hampir Tiap Hari, Apa Alasannya?
… Selengkapnya
Di sisi lain, CEO Nvidia Jensen Huang disebut memiliki kebiasaan unik menjual saham besaran-besaran tiap harinya. Mengutip Economic Times, Senin (3/2/2025), Jensen Huang melepas saham senilai USD 14 juta (atau setara Rp 230 miliar) setiap hari.
Langkah Jensen Huang ini pun menimbulkan pertanyaan di kalangan investor. Mereka bertanya-tanya mengapa Jensen Huang memilih menjual sahamnya ketimbang menahan, terutama setelah nilai saham Nvidia melonjak.
Sekadar informasi, lima tahun lalu, kekayaan Jensen Huang sebesar USD 3,73 miliar. Kini kekayaan Jensen Huang tercatat sebesar lebih dari USD 92 miliar, meski jumlah tersebut turun dari puncaknya sebesar USD 119 miliar pada awal musim panas ini.
Rupanya, menurut laporan Fortune, penjualan saham Jensen Huang tersebut dilakukan berdasarkan rencana 10b5-1. Apa itu?
Adapun rencana 10b5-1 merupakan perjanjian perdagangan yang sudah diprogram sebelumnya, yang dimaksud untuk menghindari perdagangan orang dalam.
Meski dirinya mengikuti prosedur hukum, investor mengira ada sesuatu yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Hal ini karena Jensen Huang memilih untuk menjual saham setelah periode kinerja saham yang tinggi kemudian menurun.
Adapun penjualan saham yang dilakukan Jensen Huang bukanlah hal baru. Tahun lalu, dirinya menjual saham senilai USD 117 juta. Selanjutnya, ia juga menjual saham senilai USD 323 juta pada Juli tahun 2024.
Gaji Jensen Huang di Tahun 2024
… Selengkapnya
Dalam pengajuan Nvidia tahun 2024, terungkap bahwa CEO Nvidia Jensen Huang menerima gaji sebesar USD 996.514. Lalu ada juga penghargaan saham senilai USD 26 juta dan insentif berdasarkan performa senilai USD 4 juta.
Total kompensasi yang ia dapatkan pada 2024 sebesar USD 34,17 juta atau setara Rp 561,5 miliar.
Sebelum Jensen Huang mulai menjual sahamnya pada musim semi kemarin, Huang memiliki lebih dari 93 juta lembar saham Nvidia. Jumlah itu setara 3,79 persen dari keseluruhan saham perusahaan.
… Selengkapnya
Leave a Reply