:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3509048/original/086715400_1626155222-heather-mckean-2ZplT45TfBM-unsplash_Fotor.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi terbaru yang dipresentasikan dalam Pertemuan ke-188 Acoustical Society of America dan Kongres Akustik Internasional ke-25, mengungkap fenomena menarik soal tanaman.
Penelitian itu mengungkap bahwa tanaman ternyata memiliki “telinga” yang mampu mendengar atau merespons suara halus kepakan sayap serangga penyerbuk.
Mengutip Pupular Science, Kamis (22/5/2025), temuan ini membuka wawasan baru dalam pemahaman manusia tentang interaksi kompleks antara tanaman dan penyerbuknya.
Para ilmuwan menyoroti betapa krusialnya peran polinator seperti lebah dan ngengat bagi keberlangsungan ekosistem dan produksi pangan. Tanpa aktivitas mereka dalam menyebarkan serbuk sari, banyak tumbuhan dan tanaman penting tidak dapat tumbuh.
Penelitian ini berfokus pada respons bunga snapdragon (genus Antirrhinum) terhadap suara dengungan lebah kecil Rhodanthidium sticticum, yang dikenal sebagai penyerbuk efisien bagi bunga tersebut.
Tim yang terdiri dari ahli entomologi, insinyur suara, dan fisiolog tumbuhan memutar rekaman suara lebah tersebut di dekat bunga snapdragon yang sedang tumbuh, kemudian mengamati reaksinya.
Peneliti Temukan Hasil Mengejutkan
Hasilnya mengejutkan. Suara lebah tampaknya memicu bunga snapdragon untuk meningkatkan volume gula dan nektarnya. Lebih jauh lagi, suara tersebut bahkan mampu mengubah perilaku gen yang mengontrol pergerakan gula dan produksi nektar pada tanaman.
Menurut tim peneliti, respons ini kemungkinan merupakan strategi co-evolution dan kelangsungan hidup. Dengan mendeteksi suara spesifik polinator, snapdragon mungkin dapat mempengaruhi waktu yang dihabiskan serangga pada bunganya.
“Kemampuan untuk membedakan polinator yang mendekat berdasarkan sinyal vibroakustik khas mereka bisa menjadi strategi adaptif bagi tanaman,” ujar Francesca Barbero, seorang profesor zoologi di Universitas Turin, Italia, yang terlibat dalam penelitian ini.
Penelitian Lebih Lanjut
Kendati demikian, para peneliti masih menyelidiki apakah suara yang dihasilkan tanaman dapat memengaruhi perilaku serangga, misalnya, menarik polinator yang sesuai.
“Jika respons dari serangga ini terkonfirmasi, suara dapat digunakan untuk memperlakukan tanaman dan tanaman pangan yang penting secara ekonomi, di mana meningkatkan daya tarik polinator mereka,” Barbero menambahkan.
Saat ini, tim sedang menganalisis respons snapdragon terhadap polinator lain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Perilaku Mencengangkan
“Banyaknya cara tanaman dapat merasakan faktor biotik–seperti serangga yang menguntungkan dan berbahaya, tanaman tetangga lainnya–dan isyarat abiotik, seperti suhu, kekeringan, dan angin di sekitarnya, sungguh mencengangkan,” kata Barbero.
Perlu dicatat bahwa data dalam penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat atau dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
Proyek bertajuk “Good Vibes: How do plants recognise and respond to pollinator vibroacoustic signals?” ini didanai oleh Human Frontier Science Program dan merupakan kolaborasi antara Universitas Turin, I²SysBio di Valencia, dan Centre for Audio, Acoustics and Vibration di University of Technology Sydney.
Infografis wilayah penghasil bunga
… Selengkapnya
Leave a Reply