HOTJITU – Cisco: Cuma 11 Persen Organisasi Indonesia yang Siap Hadapi Ancaman Siber

Ancaman Siber

Liputan6.com, Jakarta – Tingkat kesiapan organisasi di Indonesia dalam menghadapi ancaman siber saat ini masih menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan.

Menurut laporan terbaru “Cybersecurity Readiness Index 2025” yang dirilis Cisco, hanya 11 persen organisasi di Tanah Air yang dinilai memiliki kesiapan matang untuk menanggulangi serangan siber secara efektif.

Angka ini menandakan sedikit penurunan dibandingkan temuan tahun sebelumnya, di mana 12% organisasi di Indonesia dianggap telah mencapai tingkat kesiapan yang matang dalam aspek keamanan siber.

Laporan tersebut menyoroti bahwa faktor hyperconnectivity dan pesatnya adopsi kecerdasan buatan (AI) telah membawa kompleksitas baru bagi para praktisi keamanan siber. Imbasnya, angka kesiapan keamanan siber secara global, termasuk di Indonesia, cenderung stagnan di level rendah.

“Seiring dengan transformasi organisasi yang ditimbulkan oleh AI, kita sedang menghadapi risiko terbaru di tingkat yang belum pernah ada sebelumnya – yang bahkan memberikan tekanan lebih besar pada infrastruktur kita dan mereka yang mempertahankannya,” kata Director Cybersecurity Cisco ASEAN, Koo Juan Huat.

Melalui keterangan tertulisnya, Kamis (29/5/2025), ia mengimbau organisasi harus memikirkan kembali strategi mereka mengenai cara adopsi AI dan cara melakukannya dengan aman, karena berisiko menjadi tidak relevan di era AI.

 


2 dari 4 halaman

Eskalasi Ancaman Meningkat Gara-Gara AI

Kehadiran AI, di satu sisi, merevolusi lanskap keamanan, namun di sisi lain juga turut meningkatkan eskalasi ancaman. Data menunjukkan, sembilan dari sepuluh organisasi (91%) di Indonesia mengalami insiden keamanan yang berkaitan dengan AI pada tahun lalu.

Meskipun demikian, tingkat kesadaran internal organisasi terhadap risiko AI masih menjadi tantangan. Hanya 68% responden survei yang percaya bahwa karyawan mereka sepenuhnya memahami ancaman terkait AI.

Lebih lanjut, hanya 65% yang yakin bahwa tim keamanan mereka sepenuhnya memahami bagaimana aktor jahat memanfaatkan AI untuk melancarkan serangan siber canggih. Kesenjangan pemahaman ini dinilai membuat organisasi menjadi sangat rentan.

 

3 dari 4 halaman

61 Persen Organisi di Indonesia Kena Serangan Siber

AI juga memperberat tantangan pada lanskap ancaman yang sudah kompleks. Tahun lalu, sebanyak 61% organisasi di Indonesia melaporkan menghadapi serangan siber, namun upaya mitigasi mereka terhambat oleh kerangka kerja keamanan yang rumit dengan solusi sistem yang tidak terintegrasi (disparate point solution).

Menatap ke depan, para responden survei cenderung melihat ancaman eksternal, seperti pelaku kejahatan siber dan kelompok yang terafiliasi dengan negara (disebut oleh 65% responden), sebagai risiko yang lebih signifikan bagi organisasi mereka dibandingkan ancaman yang berasal dari internal (35%).

Temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan strategi pertahanan yang lebih sederhana namun efektif untuk menangkis berbagai serangan dari luar.

4 dari 4 halaman

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *